[JAYAPURA] Sejumlah lembaga bisnis dan lembaga negara, termasuk PT Freeport Indonesia dan Bank Indonesia, siap mendukung pelaksanaan program Merdeka Belajar Kampus Medeka (MBKM) Mandiri di enam provinsi di Papua. Komitmen itu dinyatakan dalam acara Sosialisasi dan Bimbingan Teknis MBKM Mandiri yang diselenggarakan oleh Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) bekerja sama dengan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah XIV Papua.
Acara tersebut diselenggarakan di Aula STIE Port Numbay, Jayapura, diikuti oleh 54 perwakilan dari 39 perguruan tinggi dari provinsi Papua, Papua Barat, Papua Pegunungan, Papua Selatan, Papua Tengah, dan Papua Barat Daya, ditambah dengan 99 peserta yang mengikuti secara daring. Sementara itu hadir juga perwakilan dari para mitra dan calon mitra MBKM Mandiri seperti PT Freeport Indonesia, Bank Indonesia, Bank Papua, Bank BNI, dan Kepala Dinas Pendidikan Sorong.
“MBKM adalah satu inovasi yang memungkinkan perguruan tinggi mentransformasi diri untuk menghasilkan lulusan yang semakin relevan lingkungan dan relevan zaman. Menimbang hal tersebut, Kemendikbudristek mendorong perguruan tinggi untuk berani menjalankan MBKM secara mandiri,” kata Nur Masitah Syam dari Direktorat Belmawa saat membuka acara.
Untuk memastikan relevansi lulusan maupun perguruan tinggi, dalam MBKM mahasiswa mendapatkan hak belajar sampai dengan empat semester di luar program studinya. Dalam MBKM, mahasiswa berhak belajar di program studi lain pada perguruan tinggi yang sama, prodi yang sama di perguruan tinggi yang berbeda, atau sepenuhnya di luar perguruan tinggi. Karena itu untuk menjalankan MBKM secara mandiri, tanpa campur tangan Kemendikbudristek, sebuah program studi harus menjalin kemitraan dengan berbagai pihak, baik dengan sesama perguruan tinggi maupun dengan para pihak di luar perguruan tinggi.
Baca Juga : Praktik Baik Pembelajaran Daring di Perguruan Tinggi Masa Pandemi Covid-19
Senada dengan Nur Masitah, Kepala LLDikti Wilayah XI, Suriel S. Mofu juga menekankan pentingnya MBKM. “Kampus Merdeka adalah inovasi yang mendorong perguruan tinggi untuk dapat memperkenalkan keunikannya dan kembali ke nilai institusi pendidikan yang sebenarnya. Kampus Merdeka mendorong kampus menjadi dirinya sendiri, dekat dengan masyarakat, sehingga tidak menjadi lembaga menara gading,” tuturnya.
Sementara itu para mitra dan calon mitra yang hadir dalam Sosialisasi dan Bimbtek di Jayapura ini menyatakan komitmen mereka untuk mendukung pelaksanaan MBKM Mandiri di keenam provinsi di Papua.
“PT Freeport Indonesia membuka kesempatan bekerja sama MBKM Mandiri dengan semua perguruan tinggi, namun tentu saja dengan kriteria tertentu dan menimbang keterbatasan kami,” kata Denij Rumayomi, Kepala Cooperate Communication PT Freeport Indonesia kantor Jayapura.
Lebih jauh Rumayomi mengatakan bahwa Freeport Indonesia berada di Papua. “Tapi anehnya kami justru banyak bekerja sama dengan kampus di luar Papua. Situasi ini tidak bisa kita teruskan. Kami membutuhkan kontribusi dari perguruan tinggi Papua, tetapi tentu saja yang sesuai dengan kebutuhan kami.” Sebagai imbal baliknya, kata dia, Freeport siap untuk ikut terlibat dalam dunia pendidikan melalui MBKM Mandiri.
Komitmen yang sama juga disampaikan oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jayapura, Thomy Ardhyansa. Dia mengatakan bahwa Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jayapura telah dan masih akan terus bekerja sama dengan kalangan perguruan tinggi untuk yang menjalankan program MBKM Mandiri. “Kami sudah menyelenggarakan program magang, dan ke depan ingin berkolaborasi dengan perguruan tinggi untuk melakukan sosialisasi QRIS dan Papua, terutama di desa-desa.
Sebagai latar belakang, acara Sosialisasi dan Bimtek MBKM Mandiri dl LLDikti XIV Papua ini adalah bagian dari program nasional akselerasi MBKM Mandiri, yang diselenggarakan oleh Direktorat Belmawa bekerja sama dengan tim Kampus Merdeka Mandiri (KMM). Kegiatan ini akan diselenggarakan di 16 wilayah LLDikti di seluruh Indonesia. Sejauh ini kegiatan ini sudah berjalan di Aceh, Ambon, Semarang, Banjarmasin, Kupang, dan Jayapura.
Baca Juga : Ini Dia Tiga Layanan Publik Ditjen Diktiristek yang Ombudsman tetapkan Masuk Zona Hijau
Kepala Bidang Kampus Merdeka Mandiri (KMM) pada Pelaksana Pusat Kampus Merdeka (PPKM), Dessy Aliandrina, mengatakan bahwa karena perbedaan kebutuhan di masing-masing wilayah LLDikti, maka di sejumlah wilayah diadakan Sosialisasi dan Bimbingan Teknis, sementara di sejumlah wilayah lain diselenggarakan Bimtek dan Multi Stakeholder Dialogue (MSD), yakni dialog antara perguruan tinggi dengan para calon mitra untuk bersama-sama merancang program MBKM Mandiri. “Perbedaan kebutuhan itu bisa terjadi di tingkat LLDikti, perguruan tinggi, atau keduanya,” tutur Dessy.
Sosialisasi adalah pengenalan umum mengenai MBKM, khususnya MBKM Mandiri. Dengan mengikuti acara sosialisasi, diharapkan para peserta memahami filosofi, dasar hukum, dan perlunya MBKM Mandiri.
Bimtek ditujukan kepada kalangan perguruan tinggi yang sudah memahami seluk beluk MBKM tetapi masih membutuhkan bimbingan teknis pelaksanaannya. Bimtek berfokus pada bagaimana perguruan tinggi bisa melakukan relaksasi kurikulum dan bagaimana mendesain kurikulum MBKM. Relaksasi kurikulum diperlukan untuk memberikan ruang gerak yang lebih luas bagi perguruan tinggi untuk mendesain kurikulum yang lebih merdeka dan lebih sesuai dengan konteks setempat.
Sementara itu MSD adalah ajang dialog antara perguruan tinggi dengan pihak di luar perguruan tinggi seperti lembaga pemerintahan, organisasi bisnis (termasuk industri), organisasi sosial dan kemasyarakatan yang berpotensi menjadi mitra bagi perguruan tinggi untuk menyelenggarakan MBKM Mandiri. (*)
(YH/DZI/FH/DH/NH/SH/MSF)
Artikel ini disadur dari https://dikti.kemdikbud.go.id/ sebagai kliping/arsip saja, perubahan informasi, penyuntingan terbaru dan keterkaitan lain bisa dilihat di sumber berita.