SEMARANG – Universitas Negeri Semarang (UNNES) mengumumkan rencana ambisius untuk merevolusi metode pembelajaran dengan memperkenalkan konsep “Collaborative Classroom” atau kelas kolaboratif.
Inisiatif ini sejalan dengan tuntutan zaman yang semakin menuntut perguruan tinggi untuk melampaui sekadar transfer pengetahuan, tetapi juga memfasilitasi pengembangan keterampilan abad ke-21 seperti komunikasi, kolaborasi, kreativitas, dan kemampuan pemecahan masalah yang kompleks.
Pilot Project Collaborative Classroom di 9 Fakultas
Sebagai langkah awal, Universitas Negeri Semarang berkomitmen untuk mendukung implementasi pembelajaran kolaboratif melalui peluncuran pilot project collaborative classroom pada tahun 2025. Rencana ini dimulai dengan program pelatihan intensif bagi sejumlah dosen dan tenaga kependidikan (tendik) dari berbagai fakultas yang akan bertindak sebagai Point of Contact (PIC) atau koordinator untuk kelas kolaboratif di masing-masing fakultas.
Pelatihan dua hari, yang diselenggarakan pada tanggal 11-12 Agustus 2025, dibuka oleh Eko Febrianto S.Pd., M.Kom., Kepala Sub-Direktorat Humas dan Layanan Terpadu, dan ditutup oleh Prof. Dr. Nur Qudus, M.T., IPM., Wakil Rektor Bidang Kerja Sama, Bisnis, & Hubungan Internasional. Prof. Nur Qudus menekankan pentingnya inisiatif ini dalam meningkatkan atmosfer akademik di UNNES dan harapan agar PIC dapat menjalankan tugas mereka dengan penuh tanggung jawab, sehingga kelas kolaboratif dapat dimanfaatkan secara optimal oleh seluruh dosen dan mahasiswa untuk mendukung kegiatan perkuliahan.
Keunggulan Collaborative Classroom Dibanding Metode Tradisional

Metode tradisional, yang seringkali berpusat pada dosen (teacher-centered learning), memiliki beberapa kekurangan dibandingkan dengan collaborative classroom.
- Peningkatan Keterampilan Sosial dan Komunikasi: Mahasiswa dilatih untuk berargumentasi, mendengarkan, dan menghargai sudut pandang orang lain, yang merupakan keterampilan krusial dalam dunia kerja yang menuntut kerja tim.
- Mendorong Pemikiran Kritis dan Kreativitas: Diskusi dan kerja kelompok membuka ruang bagi mahasiswa untuk menganalisis permasalahan dari berbagai perspektif dan menghasilkan solusi inovatif.
- Motivasi dan Keterlibatan Meningkat: Mahasiswa yang terlibat aktif dalam pembelajaran cenderung lebih termotivasi dan berpartisipasi secara lebih baik. Proses belajar menjadi lebih menyenangkan dan bermakna.
- Pembelajaran yang Lebih Mendalam: Mahasiswa tidak hanya menghafal teori, tetapi juga menerapkannya dalam konteks nyata, sehingga pengetahuan yang diperoleh lebih tahan lama dibandingkan sekadar ceramah.
- Persiapan untuk Dunia Nyata: Dunia kerja menuntut kemampuan kolaborasi lintas disiplin. Collaborative classroom membekali mahasiswa dengan keterampilan ini, termasuk bekerja dalam tim, mengelola konflik, dan menyelesaikan tugas bersama.
- Peran Dosen yang Lebih Relevan: Dalam model tradisional, dosen seringkali berperan sebagai otoritas. Dalam collaborative classroom, dosen bertindak sebagai fasilitator, mentor, dan pemandu, menciptakan hubungan yang lebih interaktif dan setara dengan mahasiswa.
UNNES berencana untuk terus mengembangkan dan memperluas implementasi collaborative classroom ke berbagai bidang ilmu dan disiplin ilmu. Selain itu, universitas juga akan melakukan evaluasi secara berkala untuk memastikan efektivitas program ini dan melakukan penyesuaian yang diperlukan.
Sumber: infobojonegoro.com